Pada hari Rabu (9/3) perwakilan guru dari setiap sekolah di Kecamatan Kramatjati mengadakan workshop yang bertemakan “Pelayanan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK)”. Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Satlak Kramatjati. Workshop ini dilaksanakan karena adanya keprihatinan dari pemerintah terhadap pelayanan kepada peserta didik berkebutuhan khusus yang belum optimal atau sering diabaikan di setiap sekolah.
Acara ini diselenggarakan untuk memberi pengetahuan dasar kepada setiap guru yang ada di Kecamatan dalam menangani Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK). Hadir sebagai narasumber dalam workshop ini adalah Bapak Mananta Adi Wijaya, S. Pd, Bapak Danang, dan Ibu Dewi. Ketiga narasumber ini adalah guru yang selama ini sudah berpengalaman dalam mendampingi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) di sekolahnya masing-masing.
Ketiga narasumber bersyukur bahwa sekolah pada akhir sadar bahwa Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) juga perlu pendampingan sesuai dengan kebutuhannya. Diskriminasi terhadap mereka justru muncul jika kita memisahkan mereka dari peserta didik reguler. Dengan konsep pencampuran peserta didik berkebutuhan khusus dengan peserta didik reguler maka lahir kelas atau sekolah inklusi. Jika mengacu pada Pergub. DKI Jakarta Nomor 40 Tahun 2021 maka setiap sekolah wajib menerima PDBK sebesar 5% dari peserta didik yang terdaftar. Dengan demikian, PDBK ini tidak perlu mencari sekolah khusus.
Sekolah inklusi ini penting agar terwujudnya amanat UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa ini hanya mungkin terpenuhi jika semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam menerima pelayanan pendidikan. Guru setiap sekolah perlu menyadari dengan serius terkait hal ini karena PDBK adalah anak-anak yang butuh rangkulan dari kita tanpa membeda-bedakan dan membanding-bandingkannya dengan siswa reguler. Ketiga narasumber mendorong semua peserta yang hadir dalam workshop ini untuk terlibat aktif dalam memberi edukasi terkait pelayanan kepada PDBK di sekolah masing-masing. Dalam workshop ini, ketiga narasumber mengajarkan kepada para peserta tentang cara mengajar untuk PDBK, mulai dari menghitung, menulis dan membaca.
Workshop ini penting untuk diimplementasikan di Sekolah Santo Markus agar para guru memiliki bekal yang kuat dalam mendampingi PDBK yang ada. Para guru memahami dengan baik dan perlu berkomunikasi dengan serius berhadapan dengan PDBK. Kegagalan kita sebagai seorang guru lahir jika kita tidak mampu memberi pendampingan yang sama kepada semua peserta didik.
Workshop ini berakhir pada pukul 15. 30 WIB. Semua peserta yang mengikuti workshop ini sangat antusias karena mendapat bekal dan ilmu baru dalam mendampingi PDBK yang ada di sekolah masing-masing. Muara dari sekolah inklusi ini adalah SEKOLAH RAMAH ANAK. Sekolah ramah anak ini menjadi booming karena berangkat dari perhatian atas PDBK. Jika sekolah belum melayani PDBK dengan baik maka sekolah itu bukan sekolah ramah anak.
Komentar