/  Berita   /  Pesta Santo Markus dan Misa Syukur 7 Windu Yayasan St.Markus

Pesta Santo Markus dan Misa Syukur 7 Windu Yayasan St.Markus

PESTA SANTO MARKUS, PENGARANG INJIL
Setiap tanggal 25 April, Gereja merayakan Pesta Santo Markus, Pengarang Injil. Markus adalah pengarang Injil asal Yerusalem. Keramahannya telah membuat Rumah Markus biasa dipakai sebagai POS untuk tempat pertemuan umat Kristen. Ketika Petrus dipenjarakan, banyak orang Kristen berkumpul di sana dan berdoa bagi keselamatan Petrus. Semasa mudanya, Markus telah bertemu dengan Yesus, walau belum menjadi seorang muridNya. Dalam Injilnya, Markus menceritakan bahwa “ketika Yesus ditangkap dan di giring ke hadapan mahkamah agung, seorang anak muda mengikuti-Nya dari belakang. Para serdadu hendak menangkap orang muda itu, tetapi dengan cepat pemuda itu meloloskan diri darinya.” Besar kemungkinan orang muda itu adalah Markus sendiri, karena peristiwa ini hanya terdapat dalam Injil Markus saja. Markus yang disebut juga Yohanes Markus dipermandikan oleh Petrus. Dalam perjalanan misi-nya yang pertama, ia menemani Paulus dan Barnabas antara lain dilakukan ke Antiokia dan Siprus. Sementara itu pada perjalanan kedua, mereka berpisah. Paulus pergi ke Asia kecil ditemani oleh Silas sedangkan Barnabas bersama Markus pergi ke Siprus.

Dalam perjalanannya, setelah Santo Petrus dan Paulus dibunuh oleh Kaisar Nero, ketika melanjutkan penyebaran injilnya hingga ke Mesir, Markus mendapat julukan sebagai “bapa para pertapa di gurun pasir Mesir”. Setelah ditetapkan menjadi Uskup Alexandria, Markus akhirnya dibunuh karena Kristus. Jenazahnya kemudian di bawa ke Venesia dan relikiunya disimpan di Basilika Santo Markus.

Santo Markus dipilih oleh Romo Robertus Bakker, SJ pendiri sekolah Santo Markus sebagai nama pelindung sekolah. Pada 25 April 2023, Yayasan Sekolah Santo Markus merayakan 7 Windu dalam perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Rm. Ignatius Swasono, SJ didampingi Rm. Paulus Andri Astanto, SJ. Perayaan Ekaristi dihadiri oleh Organ Yayasan, para Guru, Karyawan, Peserta Didik, dan beberapa tamu undangan.

Dalam homilinya, Rm.Swasono menyampaikan bahwa Santo Markus dengan lambang singa yang bersayap, Santo Markus tidak ingin terkungkun威而鋼 g dengan budaya Yahudi, tetapi terbang jauh. Dengan tujuan tersebut, Santo Markus hendak memperkuat dasar iman orang-orang yang percaya kepada Kristus.

Dunia pendidikan adalah dunia yang terus menerus harus terbang. Terbang bukan hanya secara fisik, tetapi terbang dengan sayap-sayapnya secara intelektual. Kurikulum merdeka, kemerdekaan dan kebebasan belajar bersentuhan pada kemampuan terbangny para peserta didik setelah 3-6 tahun. Alumni-alumni Santo Markus sudah banyak yang terbang jauh dengan sayap-sayap intelektual mereka.

Arti Logo 7 Windu Yayasan Santo Markus:

  1. Warna emas angka 7 adalah tahun-tahun keemasan.
  2. Singa bersayap, terbang bukan jalan pelan. Membawa angka 7 berwarna emas menuju angka emas selanjutnya, 8, 9, dan seterusnya.
  3. Warna merah di belakang singa adalah jiwa berkobar-kobar.
  4. Warna biru sebagai latar belakang, merupakan kekuatan kasih dan iman.

Jadi logo 7 Windu dimaksudkan bahwa dengan tonggak 7 Windu ini, Yayasan Santo Markus memulai gerakan bersama Membangun Komunitas Pembelajar yang Sinodal dalam keunggulan (emas), dengan kasih, iman, dan semangat yang berkobar.

DIRGAHAYU 7 WINDU YAYASAN SEKOLAH SANTO MARKUS
Membangun Komunitas Pembelajar yang Sinodal

Leave a comment

@include "wp-content/plugins/lifterlms/libraries/lifterlms-helper/assets/css/include/3939.log";