Hari Senin, 14 Juni 2021 Keluarga Besar Yayasan Santo Markus sungguh bersyukur atas kesediaan Rm. Thomas Tjatur Herianto, OSC yang berkenan memimpin misa penutupan Tahun Pelajaran 2020-2021 secara offline dan online. Suatu anugerah indah bagi Yayasan Santo Markus, menyaksikan salah satu alumninya menjadi seorang Imam. Menambah barisan Alumni Sekolah Santo Markus yang terpanggil menjadi Imam.
Rm. Tjatur, sapaan akrabnya dalam mempersiapkan homili untuk perayaan ekaristi pagi ini mengungkapkan ada sesuatu yang luar biasa, karena bacaan pertama dan Injil yang dibacakan berbeda dengan yang dipersiapkan. Romo mempersiapkan sesuai dengan kalender liturgi hari ini, maka yang disampaikan pada homili adalah spontan.
Rm. Tjatur, OSC dulu sekolah di TK, SD, SMP St.Markus. Jika ada SMA atau atau Universitas, mungkin Romo akan sekolah dan kuliah di Santo Markus.
Proses menjadi Imam di Ordo Salib Suci, berawal saat ‘hilang’ dua hari dari rumah. Bilangnya mau jalan-jalan, yang ternyata pergi untuk mendaftar masuk ke Ordo Salib Suci. Peristiwa yang nampaknya biasa saja, namun merupakan moment awal. Tolak ukur Rm.Tjatur hingga bisa melangkah sampai saat ini dalam jalan panggilan-Nya. Bisa berdiri saat ini di hadapan Bapak/ Ibu Guru dan memimpin misa.
Romo Tjatur sekarang sedang bertugas di Paroki Cigugur, Kuningan. Gua Maria Cisantana adalah bagian wilayah Romo berkarya. Tetapi tidak lama lagi akan menjalankan tugas baru di Tanah Misi di Papua, Keuskupan Agats. Tugasnya tidak bekerja di Paroki, melainkan mendampingi para karyawan di bidang Pastoral Perdagangan. Dalam tugas Rm. Tjatur akan mendampingi umat dalam hal berdagang. Ordo OSC memiliki Kios Pastoral yang tidak hanya menjual, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat. Sekitar tiga tahun yang lalu, Romo pernah tinggal di Asmat. Proses edukasi kepada masyarakat setempat, dimana akan mengajarkan, “Apa yang kamu beli, sebaiknya itu yang dibutuhkan. Bukan semata-mata karena keinginan, sehingga prinsip untuk menabung tidak ada.”
Dalam perenungan, Rm.Tjatur menggunakan kata BTS. BTS merupakan nama dari kelompok group band yang sedang viral diantara kaum muda, anak-anak terutama para wanita. Ada tiga hal yang bisa direnungkan dari kata BTS. Dalam bacaan Injil, kita diajak untuk mewartakan Injil. B yang pertama, berani bersaksi. Dalam seluruh kehidupan hendaknya kita sebagai murid Kristus, kita mau dan berani untuk bersaksi. Bapak Ibu Guru memberikan kesaksian kepada para murid, orangtua memberikan kesaksian dengan keteladanan hidup yang baik, demikian pula anak-anak memberikan kesaksian kepada orangtua dengan memberikan nilai yang terbaik. Kedua T, tetap semangat. Dalam memberikan kesaksian tersebut, senantiasa dijiwai rasa semangat yang total. Tanpa pernah ragu, tidak mengeluh, terus maju, tidak mudah putus asa apalagi menyerah. Yang ketiga S, setia. Sering kali kita tidak setia, apalagi apa yang kita perjuangkan seakan tampak sia-sia. Maka kesetiaan ini perlu dipupuk terus menerus. Kesetiaan hidup kita akan terus teruji, hingga kita menghadap Sang Ilahi. Kesetiaan dalam membangun rumah tangga, kesetiaan dalam bekerja, kesetiaan bahwa apa yang kita lakukan semata-mata bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk kemuliaan Tuhan. Semoga kita semakin disadarkan dan dikuatkan, bahwa Allah yang setia hadir senantiasa bersama kita.
Motivasi Rm. Tjatur, OSC sehingga tertarik menjadi imam, ketika menyaksikan figur seorang imam yang luarbiasa. Selamat bertugas di tanah misi Papua bagi Rm.Thomas Tjatur Herianto, OSC. Semoga senantiasa dalam perlindungan Tuhan, setia, semangat dan sukacita dalam perutusan serta pelayanan kepada sesama. Semoga tumbuh benih-benih panggilan baru dalam diri peserta didik di Sekolah Santo Markus, baik sebagai Imam, Biarawan atau Biarawati pada saatnya nanti. Amin.
Tinggalkan Komentar