SINGA
Jumat, 22 Sep 2023
  • -Sigap -Iman -Nurani -Gembira -Aktif
27 Februari 2023

Belajar Toleransi, Siswa TK Santo Markus Berkunjung ke Katedral dan Istiqal

Senin, 27 Februari 2023 Kategori : Berita

Bangsa Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang tertulis pada lambang negara, Garuda Pancasila. Spirit ke-Indonesiaan dalam kebhinnekaan seharusnya diperkenalkan dan dibangun dalam diri anak sejak dini. TK (Taman Kanak-kanak) merupakan arena didik dengan segala kreatifitasnya. Bukan hanya belajar di kelas, tetapi juga pengalaman bahwa jiwa Indonesia yang berbhinneka ini harus menjadi pengalaman nyata yang membekas bagi peserta didik sejak dini. 

Wisata gagasan Civitas TK Santo Markus Unit 1 dan 2 mengadakan kunjungan toleransi ke Masjid Istiqal dan Gereja Katedral Jakarta, untuk memperkenalkan dua tempat ibadah terbesar yang lokasinya bersebelahan kepada peserta didik (21/02/2023). 

Siswa TK Santo Markus bersama Bapa Kardinal di Gereja Katedral

Wawan Hati bersama Bapak Uskup Ignatius Kardinal Suharyo

Walaupun cuaca di pagi hari hujan, tidak mengurangi semangat anak-anak untuk datang ke Gereja Katedral dan berjumpa dengan Bapak Uskup Ignatius Kardinal Suharyo. Anak-anak tampak sangat gembira melihat bangunan Gereja Katedral karena sebagian besar dari mereka baru pertama kali berkunjung ke Katedral.

Selaku Humas Gereja Katedral Jakarta, Susyana Suwadie mendampingi Bapa Uskup Ignatius Kardinal Suharyo menyambut dengan ramah kedatangan Anak-anak TK Santo Markus di selasar Maria. Bapak Kardinal datang dan menyapa Anak-anak TK Santo Markus dengan tangan tos. 

Acara wawan hati diawali dengan doa dan nyanyian. Kemudian sambutan dari Ketua Pengurus Yayasan Santo Markus, Joko Supangkat yang menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang berikan kepada TK Santo Markus dapat berjumpa dengan Kardinal Suharyo. Setelah sambutan dari pihak sekolah, Bapak Kardinal berdialog dengan Anak-anak TK Santo Markus yang bersemangat.

“Saya sudah 14 tahun di Keuskupan Agung Jakarta, tetapi baru kali ini mendapat tamu Anak-anak TK sebanyak ini.” Sapaan awal Bapak Kardinal kepada anak-anak TK Santo Markus disambut dengan rasa syukur para Guru dan pihak Yayasan.

Kedua, Bapak Kardinal merasa kagum sekali kepada Anak-anak TK Santo Markus ketika melihat mereka berdoa dengan memejamkan mata. Kardinal Suharyo memanggil Mireccle, Grace dan Yeru maju ke depan.

“Tadi Romo perhatikan kalian menutup mata saat berdoa. Kenapa mata kalian ditutup?” Kardinal Suharyo menanyakannya kepada ketiga anak tersebut.

Grace mengatakan berdoa dengan mata tertutup karena sedang berbicara dengan Tuhan. Kardinal Suharyo memberikan apresiasi dan bangga kepada Anak-anak TK Santo Markus yang dapat berdoa dengan sungguh-sungguh.

Lebih lanjut Kardinal Suharyo menyampaikan pesan kepada anak-anak, “Jika nanti diajak berdoa lagi oleh Ibu Guru, matanya tertutup semua. Kalau berdoa matanya tertutup artinya karena perhatian kita 100% mau ditujukan kepada Tuhan. Menutup mata, tidak melihat ke kiri ke kanan karena akan mengganggu yang lain.” 

Di akhir dialog bersama Anak-anak, Bapak Kardinal menyampaikan pesan agar anak-anak tidak lupa mendoakan orang tua karena mereka sangat dicintai oleh ibu bapak di rumah.  Kedua, anak-anak juga dicintai oleh para Ibu Guru dan Bapak Ibu Pengurus Yayasan Santo Markus, maka jangan lupa berdoa juga untuk ibu Guru dan Ibu Bapak Pengurus Yayasan Santo Markus agar menjadi anak-anak yang baik, pandai dan diberkati.

Setelah wawan hati dengan Bapak Uskup Ignatius Kardinal Suharyo, perwakilan dari anak tiap sekolah memberikan kenangan berupa lukisan hasil karya anak sendiri kepada Bapak Kardinal, kemudian foto bersama tiap kelas. Pada kesempatan kunjungan ke Gereja Katedral, anak-anak TK Santo Markus diajak melihat ke dalam Museum Katedral, ke Gua Maria dan keliling di area Katedral. Mereka sungguh gembira dan semangat mengikuti seluruh rangkaian acara. Pengalaman indah dan penuh berkat Tuhan. 

Berkunjung ke Masjid Istiqal  

Didi Hardian selaku Staf Humas Informasi Masjid Istiqal menyambut dengan hangat kedatangan Anak-anak dari TK Santo Markus dan menyampaikan salam dari Imam besar Masjid Istiqal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA kepada para Guru dan Anak-anak dari Santo Markus. 

Pengalaman pertama kali bagi Anak-anak TK Santo Markus yang didampingi para Guru dan bersama Ibu Bapak dari Yayasan Santo Markus berjumlah 175 orang diajak keliling Masjid Istiqal.  Diantaranya melihat beduk besar dan ke lantai utama Masjid Istiqal di lantai dua.

Sejarah Masjid Istiqal dibangun sebagai uangkapan rasa syukur dan terima kasih bangsa Indonesia kepada Tuhan atas kemerdekaan Republik Indonesia. Masjid Istiqal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia yang mampu menampung 200.000 jemaah. Masjid terbesar pertama Al-Masjidil-ḥarām dan Masjid Nabawi terbesar kedua. Masjid Istiqal dibangun pada 24 Agustus 1961 dan selesai pada 22 Februari 1978 dengan perancang arsitektur Fedrich Silaban, seorang nasrani berasal dari Tapanuli Utara. 

Masjid Istiqal dibangun dengan dua material utama, yaitu  stainless steel dari Jerman dan batu marmer dari Gunung Tulungagung, Jawa Timur. Masjid Istiqal memiliki kubah dengan diameter 45 meter yang memberi simbol sebagai tahun kemerdekaan Indonesia dan memiliki dua belas tiang. Lima lantai sebagai simbol dari Pancasila.  

Bedug raksasa di Masjid Istiqal terbuat dari kayu meranti merah yang berusia 300 tahun dengan panjang 3 meter dan diameter 2,7 meter, serta menggunakan kulit sapi jantan dan betina di dua bagian. Bedug merupakan alat komunikasi tradisional yang unik karena hanya terdapat di Indonesia sebagai petunjuk waktu masuknya salat bagi umat Islam.

Tulisan Lainnya

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar

 

Silahkan masuk untuk bisa menulis komentar.

Sekolah St. Markus Unit 1
Jln. Kelapa Gading III No.38, RT.009/ RW.01
Kel. Kramat Jati, Kec. Kramat Jati, Jakarta Timur 13510

  • TK Santo Markus I
  • SD Santo Markus I
  • SMP Santo Markus I